Mimpi Batal Nikah

Akhir-akhir ini aku banyak banget hal yang dikerjain. Sampai selalu tidur di jam 2-3 pagi. Selain  memang banyak hal yang harus diselesaikan, aku rasa manajemen waktuku sekarnag sedang kacau-kacaunya. Tidak ada jadwal yang tertata dan hanya mengikuti flow saat ini aku sedang ingin mengerjakan yang mana dulu. Sesegera mungkin aku perlu memperbaiki behaviour jelek ini sih.


Tadi pagi seperti biasa, setelah bangun sholat shubuh aku lanjut tidur lagi. Dan tiba-tiba aku berada di sebuah ruangan bersama teman-teman (samar, aku ga ingat wajahnya, tapi sangat familiar dengan kehadiran mereka). Kami sedang berkumpul dan melakukan semacam undian. Undiannya agak aneh, karena kita mengundi siapa berpasangan dengan siapa. Semacam undian perjodohan.


Undianku pun akhirnya keluar dan aku dapat satu nama yang menjadi pasanganku. Aku sendiri biasa aja, entah karena apa tapi tidak menganggap undian itu sebagai sesuatu yang serius, hanya untuk bersenang-senang saja dengan teman-teman. Namun, tidak untuk pasanganku (yang terpilih dari undian) dia sangat bersemangat dan seakan-akan tidak sabar untuk sampai ke jenjang pernikahan. Sampai-sampai langsung ditentukan bahawa minggu depan untuk akadnya. Aku iya-iya aja dan tidak terlalu memikirkannya.


Selang beberapa waktu ketika aku sedang sibuk mengerjakan sesuatu dan sedang serius di depan layar laptop, tiba-tiba ada temenku yang nyeletuk 


"Zam, lu kok masih santuy aja. Besok lu akad kan? kok kaya ga ada persiapan apa-apa sama sekali sih", dengan nada santai dia bertanya


"Eh, besok? emang ada apa besok?" aku menimpali dengan bingung, lagi asik kerja kok tiba-tiba ada pertanyaan aneh.


Seketika aku berfikir tentang besok, ada apa dengan besok? kok aku ngga ingat apa-apa ya.


SET. WET.


Tiba-tiba aku ingat perkataan pasangan hasil undianku "Kita segerakan aja ya, minggu depan kita akad" dan aku dengan santainya menjawab "oke kalo gitu".


Seketika aku panik, lah aku aja belum pernah cerita ke keluargaku kalo bakal ada akad, lamaran aja belum, masa mau langsung akad? Otakku kaya lgsg dipaksa untuk bekerja 100000% daripada biasanya. Segala macam hal berseliweran, entah itu penyesalan, kenapa jawab gitu, tidak ada perisapan, apa solusinya, ini kondisi macam apa dan sebagainya.


Akhirnya aku mulai bisa berfikir jernih dan memulai untuk konsolidasi dulu dengan keluarga sendiri. Aku perlu jelaskan detail peristiwanya agar mereka paham dan bisa memberikan pendapatnya sesuai konteks. Hal ini tentu tidak mudah sama sekali. Selama ini aku hampir tidak pernah membicarakan pernikahan dengan orang tuaku, kalopun ada itu hanya sekilas dan dipancing duluan sama ummi. Tapi sekarang aku tiba-tiba datang dan bilang kalo besok aku ada akad? WUTTT, lidahku bisa kelu cerita hal yang kaya gini.


Tapi mau gimana lagi, solusi harus segera ditemukan, besok lho udah acaranya. Aku pun bergegas ke rumah dan menemui kedua orang tuaku.


"Abi, Ummi aku mau minta maaf sekali karena kelupaan untuk membicarakan ini. Sekali lagi aku minta maaf karena bisa-bisanya aku terlewat untuk berdiskusi tentang hal ini dengan abi dan ummi" aku memulai percakapan dengan permohonan maaf karena merasa bersalah banget. Mereka berdua pun kaget, kenapa aku tiba-tiba datang dan berbicara seperti itu.


"Kenapa kok tiba-tiba bicara seperti itu? Ada Apa?" timpal ummi kaget sekaligus penasaran.


Aku pun menjelaskan duduk perkaranya sedetail mungkin. Setelah kedua orang tuaku paham kondisinya, aku mengutarakan solusi yang aku inginkan. Iya, sebenarnya aku sudah ada beberapa opsi keputusan namun masih ragu untuk memlih yang mana yang akan aku ambil. Tentu beserta konsekuensinya masing-masing.


Inti dari permintaanku adalah untuk membatalkan pernikahan ini. Iya, meskipun pasanganku (hasil dari undian) sangat-sangat senag dan ingin segera, aku pribadi tidak ada rasa yang sama. 


Bukan, bukan berarti dia gimana-gimana. Secara syarat semuanya terpenuhi bahkan sepertinya sangat cocok dengan syarat orang tuaku. Tapi aku ga ada klik dan ga ada rasa. Jadi aku mau meminta keluargaku untuk konsolidasi mengagalkan pernikahan ini.


Awalnya aku sempat mau mengalah dan melanjutkan ini semua. Alasannya karena ya tidak ada alasan kuat untuk menolak. Selain semua kriteria terpenuhi sang calon (hasil undian) sangat ingin semuanya disegerakan. Aku sungkan dan berpikir gapapa deh aku sama dia, toh dia baik juga dan mungkin akan cocok meskipun aku ga ada rasa sama sekali.


Tapi sisi lain berkata kalo aku harus mengutamakan diri sendiri dulu. Iya, kalo aku ga mau yang jangan mau. Jangan mengorbankan diri hanya karena sungkan kepada orang lain. Hidupku yang menjalani adalah aku sendiri. Pilihan-pilihan yang aku ambil, kinsekuensinya akan aku alami sendiri. Bukan orang lain.


Jadi, Iya. Aku mantap untuk memprioritaskan diriku sendiri di atas orang lain. Bukan, bukan karena aku mau menang sendiri atau egois. Tapi karena ini hidupku dan hanya sekali sebelum mati, maka aku ingin menjalaninya dengan semaksimal mungkin bisa terbaik untuk diriku sendiri. Bagaimana bisa aku memberikan kebahagiaan untuk orang lain kalo aku sendiri tidak bahagia kan? Dan menurutku kebahagiaan itu bukan sesuatu yang tiba-tiba muncul, atau bahagia itu menempel ke sesuatu atau seseorang.


Melainkan kebahagiaab itu ada di diri kita masing-masing. Aku bisa menemukan dan menjalani hal-hal yang membuatku bahagia. Semua itu perlu proses untuk membangunnya. Aku ingin menjalani hidup ini dengan semaksimal mungkin. 


Daripada aku sungkan kemudian melanjutkan akad yang tidak aku inginkan itu, dan tersika di sisa hidupku. Lebih baik aku katakan tidak sekarnag juga (tentu dengan cara yang baik). Disampaiakan dan diselesaikan dengan baik-baik. Agar tidak membuang waktu, tenaga dan sumber daya untuk kedua belah pihak.


Aku akan fokus dengan diriku sendiri sampai di saatnya nanti aku percaya akan menemuan seseorang itu. Seseorang yang aku inginkan dan menginginkanku juga. Saling bisa menerima seutuhnya dan saling mendukung untuk berkembang sepenuhnya.


SETTT


Tiba-tiba aku terbangun dengan degup kencang, keringat di dahi dan rasa panik yang luar biasa tersisa. Aku cek jam ternyata sudah pukul 10.30 pagi.


=================

P.S. 


Jujur aku geli sendiri ketika dapat mimpi seperti ini. Like what? kenapa gue bisa dapet mimpi absurd kaya gini coba, emang gue lagi mikirin ke sana? padahal sekarang lagi sibuk sama kerjaan dan belajar.


Tapi kalo ga ditulis nanti akan lupa, dan ga bisa jadi reminder. Jadi ya meskipun memalukan ceritanya gue memutusakn sharing aja di sini. Siapa tau bisa bermanfaat juga, setidaknya buet gue baca ulang beberapa tahun lagi wkwkwk.


Yok balik kerja lagi, banyak hal yang belum aku selesaikan.

Posting Komentar

Start typing and press Enter to search